Meet and Greet Psikologi Pendidikan



Psikologi adalah studi ilmiah yang memeplajari tentang perilaku manusia dan proses mental. Sedangkan pendidikan adalah proses pembelajaran yang di berikan dari generasi ke generasi melalui pengajaran, pelatihan ataupun penelitian.  Jadi, Psikologi Pendidikan adalah studi tentang pembelajaran manusia. Studi tentang proses belajar, baik kognitif maupun afektif. Psikologi pendidikan memberikan pemahaman tentang perbedaan tingkah laku, kepribadian, kecerdasan dan konsep-diri seorang individu dengan individu lainnya. Psikologi pendidikan  adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pemberlajaran dalam lingkungan pendidikan (Santrock, 2004).
Bidang psikologi pendidikan didirikan oleh beberapa perintis bidang psikologi sebelum awal abad ke-20. Ada tiga perintis terkemuka yang muncul di awal sejarah psikologi pendidikan.

William James (1842-1910). Beliau memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk “Talks to Teachers”. Dalam kuliah ini, James mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak. Menurutnya, mempelajari proses belajar dan mengajar yang efektif tidak dapat dilakukan hanya dalam percobaan di laboratorium. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, beliau menrekomendasikan untuk mulai mengajar pada titik yang lebih tinggi dari pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.

John Dewey (1859-1952). Dewey mengemukakan beberapa ide penting dalam dunia belajar mengajar. Pertama, Beliau yakin bahwa anak-anak akan belajar lebih baik jika mereka ikut aktif di dalam kelas. Kedua, menurutnya, pendidikan itu harus difokuskan seluruhnya pada anak atau peserta pembelajaran. Anak-anak juga tidak hanya mendapatkan pengetahuan di dalam kelas saja. Anak-anak harus diajari cara berpikir dan beradaptasi dengan sunia luar sekolah. Ketiga, Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya.

E.L. Thorndike (1874-1949). Menurut Thorndike, salah satu tugas pendidikan adalah emnanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike juga mengemukakan bahwa ada 3 macam inteligensi, yaitu; inteligensi abstraksi (kemampuan bekerja dengan gagasan dan simbol), inteligensi mekanik (kemampuan untk bekerja dengan alat-alat dan melibatkan sensori-motori), inteligensi sosial (kemampuan menghadapi orang lain).

Related Posts

0 komentar