Teori Ekologi Brofenbrenner

 
Urie Bronfenbrenner plays with childrenUrie Brofenbrenner (29 April 1917 – 25 September 2005) melihat proses perkembangan seorang manusia dibenruk oleh interaksi andtara seorang individu dan lingkungannya.  Teorinya menyatakan bahwa ada banyak tingkatan berbeda keti lingkungan mempengaruhi perkembangan seorang anak, mulai dari orang-orang disekelilingnya sampai pengaruh budaya di negara tempat ia tinggal.

Teori ekologi merupakan teori yang dikembangkan oleh Brofenbrenner yang membedakan lima sistem lingkungan yang mempengaruhi seorang individu. Lima sistem tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem dan kronosistem. Teori ini berfokus pada konteks sosial di mana anak tersebut tinggal dan menghabiskan waktunya serta orang-orang di sekelilingnya yang mempengaruhi perkembangan anak tersebut.

Lima Sistem Lingkungan
Mikrosistem
Mikrosistem adalah setting yang paling dekat dengan seorang individudan di sanalah ia menghabiskan banyak waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini antara lain keluarga, sekolah, teman sebaya dan tetangga. Di dalam mikrosistem, anak berinteraksi langsung dengan orang tua, guru, teman-temans ebaya dan orang lain yang berada paling dekat dengannya. Menurut Brofenbrenner, dalam setting ini anak bukanlah penerima pengalaman secara pasif, tetapi anak berinteraksi secara timbal balik dengan orang-orang yang ada dalam sistem ini dan membangun sistem ini bersama.
Sebagai contoh, saya adalah seorang anak tunggal yang diasuh dan dibesarkan dalam sebuah keluarga besar. Oleh karena itu, lingkungan mikrosistem dalam konteks keluarga bagi saya pun lebih besar daripada anak tunggal kebanyakan. Ibu saya yang seorang pegawai di salah satu instansi pendidikanpun tidak dapat mengawasi saya selama 24 jam sehari. Oleh karena itu, ketika ibu saya bekerja, saya dititipkan pada nenek dan tante saya yang tinggal tepat di sebelah rumah saya. Sehingga, setiitng mikrosistem saya tidak hanya sebatas orang tua saja, tetapi juga termasuk kakek, nenek dan tante saya karena saya banyak menghabiskan waktu dengan mereka.

Mesosistem
Mesosistem merupakan hubungan antar faktor-faktor dalam mikrosistem meliputi hubungan antara orangtua dengan guru, orang tua dengan teman dan seterusnya. Rumah dan  sekolah merupakan lembaga yang penting dalam proses perkembangan anak. Rumah dan sekolah harusnya menjadi tempat bagi anak untuk berkembang secara positif. Guru perlu senantiasa memberi nasihat yang baik kepada murid-muridnya agak menjadi orang yang berguna natinya. Segala hal yang terjadi pada tiap-tiap unsur mikrosistem tersebut  dapat mempengaruhi interaksi dan hubungan unsur yang lainnya.
Sebagai contoh, jika seorang anak mendengar orang tuanya bertengkar di rumah, hal itu akan mempengaruhi bagaimana emosinya ketika berada di sekolah. Hal itu bisa mempengaruhinya dalam proses belajar di dalam kelas. Oleh karena itu, orang tua selaku unsur penting dalam mikrosistem haruslah peka terhadap perkembangan emosi pada anaknya. Setiap permasalahan orang tua tidaklah harus selalu ditunjukkan pada anak-anak di rumah karena hal itu akan mempengaruhi perkembangan emosional sang anak.

Eksosistem
Eksosistem terjadi ketika pengalaman pada setting lain di mana individu tidak berperan aktif namun, pengalaman itu tetap mempengaruhi individu tersebut dalam konteks yang dekat. Atau sederhananya, eksosistem mempengaruhi pengalaman individu tanpa adanya peran aktif individu tersebut di dalamnya. Eksosistem mempunyai hubungan yang erat dengan lingkungan yang tidak melibatkan individu tersebut secara langsung tetapi keputusan yang diambil pada lingkungan tersebut berpengaruh kepada indivu tersebut. Hal ini berarti bahwa pengalaman seseorang akan mempengaruhi orang di sekelilingnya.
Sebagai contoh, lingkungan kerja orang tua. Lingkungan kerja orang tua tidak berinteraksi secara langsung dengan anak dalam keluarga tersebut. Tetapi, sebuah keputusan dalam lingkungan kerja orang tua dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak. Bagaimana bisa? Misalnya, seorang anak yang ayahnya dipindahkan tugas kerjanya ke kota lain. Hal ini tentu akan mempengaruhi perkembangan akan tersebut dikarenakan lingkungannya yang berubah. Anak itu harus beradaptasi dari awal terhadap lingkungan sekolah dan teman sebayanya.

Makrosistem
Makrosistem meliputi kultur di mana individu hidup. Kultur merupakan istilah yang mancakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Kultur mengacu pada pola perilaku, keyakinan serta kebiasaan dari sekelompok manusia yang diteruskan dari generasi ke generasi. Selain itu, nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat juga mempengaruhi perkembangan seorang anak. Ideologi negara juga berpengaruh terhadap perkembangan seorang anak. Sebagai contoh, anak yang dibesarkan di Indonesia dengan anak yang dibesarkan di Amerika memiliki pola perilaku yang berbeda. Di Indonesia, anak-anak masih menjunjung tinggi rasa sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Hal ini dapat dilihat dari sapaan yang berlaku di dalam lingkungan keluarga seperti panggilan “Bu, Kak, Bang, Yah,” dan lain sebagainya. Namun, di negara liberal seperti Amerika tidak ada kata sapaan seperti itu, mereka memanggil lawan bicara mereka dengan sebutan “You,”.
Selain itu, faktor sosioekonomi juga mempengaruhi perkembangan anak. Kemiskinan merupakan musuh utama pendidikan. Banyak anak di sekitar kita yang tidak bersekolah dengan alasan biaya. Ketidakmampuan keluarga dalam membiayai pendidikan anak akan menghambat perkembangan anak ke arah yang positif. Meskipun begitu, ada beberapa anak yang berasal dari keluarga yang tidak mampu dapat berjuang demi mendapatkan pendidikan yang layak bagi mereka.

Kronosistem
Kronosistem berkaitan dengan kondisi sosiohistoris daari perkembangan anak. Hal ini berkaitan dengan perubahan suatu keadaan dalam suatu zaman. Pada zaman seperti apa seorang anak itu tumbuh dan berkembang.  Anak-anak pada generasi sekarang tumbuh pada lingkungan elektronik yang dipenuhi komputer dan bentuk media yang berbagai macam.
Sebagai contoh, anak pada masa sekarang ini lebih cenderung bermain menggunakan laptop, handphone, video games, tablet, dan alat elektronik lain. Permainan tradisional seperti congkak, engklek, layang-layang, gasing dan yang lainnya sudah mulai ditinggalkan dan jarang terlihat dimainkan oleh anak-anak. Hal ini menyebabkan kurangnya interaksi anak denganteman sebayanya. Mereka lebih senang bermain games di tabletnya daripada keluar dan bermain dengan teman-temannya yang lain. 

Teknologi seharusnya dapat memajukan generasi kita bukannya malah menjauhkan kita dari dunia luar. Jika digunakan dengan baik, teknologi tentu akan sanagt bermanfaat terutama dalam dunia pendidikan seperti yang sudah saya post pada postingan yang sebelumnya.

Kelompok 2
Ibrena Putri Teresha 131301112
Miranda Purnama 131301008
Yolanda Maranatha 131301080
Syauqina Batubara 131301082
Rizka Amalia Lubis 131301134

Related Posts

0 komentar